Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi Simpulkan Bakteri Pembunuh Sesungguhnya di Pandemi Flu 1918

Reporter

image-gnews
Ilustrasi virus flu. freepik.com
Ilustrasi virus flu. freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti dan dokter kini setuju kalau bakteri, bukan virus influenza, penyebab utama kematian di pandemi flu 1918. "Upaya-upaya untuk menangkal pandemi flu ke depannya--flu burung maupun yang lain--harus memperhitungkan dan menyiapkan stok antibiotik," kata John Brundage, ahli mikrobiologi medis di Armed Forces Health Surveillance Center di Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat.

Brundage dan timnya memilah di antara jumlah, catatan medis, dan pola infeksi dari periode 1918 dan 1919 lalu. Pandemi yang dikenal sebagai flu Spanyol itu hingga kini dikenang sebagai yang paling mematikan sepanjang sejarah manusia modern karena menjangkiti sepertiga penduduk dunia saat itu dan puluhan juta orang meninggal.

Seperti dipaparkan dalam makalah yang telah dipublikasikan dalam jurnal Emerging Infectious Disease edisi Agustus lalu, Brundage dkk benar menemukan tersebarnya infeksi jenis turunan virus flu yang menyapu banyak bagian dunia saat itu. Tapi, mereka tidak mendapati virus itu di balik sebagian besar kasus kematian yang ada.

Penelitian Brundage dan timnya mendapati bakteri penyebab pneumonia yang 'menunggangi' kasus flu yang ringan yang jadi penyebab kematian mayoritas dari 20-100 juta korban pandemi itu.

"Kami setuju sepenuhnya kalau bakteri pneumonia memainkan peran besar dalam angka kematian pandemi 1918," kata Anthony Fauci, Direktur National Institute for Allergy and Infectious Disease di Bethesda, Maryland, AS.

Fauci adalah juga penulis artikel ilmiah lain yang dipublikasikan dengan kesimpulan sama. Penelitiannya dilakukan timnya terhadap jaringan paru-paru yang diawetkan milik 58 korban pandemi flu Spanyol 1918.

Sudah dipahami selama ini bahwa pneumonia menyebabkan kebanyakan kematian dalam sebuah wabah flu. Infeksi sekunder, begitu istilahnya. Para dokter mulai menyadari hal itu pada akhir abad ke-19. Penggunaan antibiotik seperti penisilin kemudian mulai digunakan para dokter untuk membantu menekan angka kematian pasien wabah flu sejak 1942, setelah penemuannya pada 1928.

Baca juga:
Kasus Covid-19 India Nyaris 8 Juta, yang Meninggal Hampir 120 Ribu

"Tapi ini tidak berarti virus flu tidak berbuat apa-apa," kata Jonathan McCullers, ahli infeksi bareng bakteri-virus influenza di St Jude Children’s Research Hospital di Memphis, Tennessee, AS.

Dari risetnya, McCullers mengungkapkan, influenza menghancurkan sel di saluran pernapasan, menyediakan rumah dan makanan untuk bakteri yang datang menjajah sel kemudian. Puncaknya, ketika sistem imun sudah kewalahan melawan infeksi virus, bakteri merajalela.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Sejumlah pekerja membuat sepatu di pabrik Sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.


Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

5 hari lalu

Pasien penyakit Minamata bawaan Yuji Kaneko di Oruge-Noa, menyantap makanan di sebuah kelompok perawatan untuk orang-orang cacat di Minamata, Prefektur Kumamoto, Jepang, 13 September 2017. Kaneko lahir di Minamata pada tahun 1955 dan semua dari anggota keluarganya penderita penyakit Minamata. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?


Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

7 hari lalu

Ilustrasi petugas kesehatan memberikan vaksinasi kepada seorang anak murid perempuan. FOTO ANTARA/Ampelsa/FR
Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

13 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.


Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

23 hari lalu

Ilustrasi pria menggunakan ponsel di toilet. buzznigeria.com
Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

27 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

28 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

29 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Ini Cara Membedakan Flu Singapura dengan Flu Musiman

32 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Ini Cara Membedakan Flu Singapura dengan Flu Musiman

Gejalanya sama-sama ada demam, nyeri tenggorok, mungkin lemas. Tetapi flu singapura tidak disertai batuk.